Untuk menjadi bangsa yang besar kita
harus mengenal pemikiran orang-orang yang besar, dan tidak diragukan lagi kita
memiliki orang-orang besar yang reputasinya diakui oleh dunia pada zamanya.
Dialah para penghuni belahan bumi pertiwi ini yang hidup dimasa lalu, yang
membentuk kultur masyarakat yang luhur dipersada nusantara ini. Sejarah
menyatakan kebesarannya dalam bentuk Kedatuan Sriwijaya dan Keprabuan Majapahit
yang mampu menyatukan kebinekaan suku, bahasa, adat, dan budaya dikepulauan
Nusantara.
Berbahagialah bangsa Indonesia memiliki
sebuah generasi berperadaban yang dikehendaki Tuhan, sehingga melalui olah
cipta, rasa, dan karsa mereka terlahir sebuah momentum yang menentukan hidupnya
peradaban di kepulauan Indonesia ini. Tahun 1928 merupakan tahun istimewa bagi
Bangsa Indonesia, karena di tahun tersebut di tempat dan waktu yang sama,
lahirlah 2 hal besar yang merupakan batu pertama dari bangunan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), 2 hal yang akan menjadi modal penting bagi kejelasan
arah perjuangan Kemerdekaan Indonesia yang sudah berlangsung lebih dari 300
tahun tersebut, bertempat di gedung Indonesisch Clubhuis (IC) Jalan Kramat Raya
106 Jakarta (Waltervreden), pada tanggal 28 Oktober 1928, melalui momen kongres
Pemuda kedua yang diprakasai oleh Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI)
dan diikuti oleh perwakilan organisasi besar kepemudaaan zaman itu, sepertii:
Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond,
Jong Sumatranen Bond, Pemuda Kaum Betawi, Pemuda Indonesia, dll. Lahirlah
Sumpah Pemuda yang menjadi inspirasi terbesar bagi terbentuknya Persatuan
Indonesia dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang merupakan spirit agung bagi
bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda merupakan ikrar bersama dari para Pemuda Bangsa
yang pada waktu itu memang masih terkotak-kotak dalam berbagai organisasi
kepemudaan berbasis kedaerahan, agama, ras dan profesi sebagai salah satu imbas
dari taktik devide et Impera yang diterapkan Belanda untuk melemahkan perlawanan
pejuang-pejuang Kemerdekaan Indonesia, memang dengan perlawanan yang sporadis
dan terpecah-pecah seperti itu perjuangan Kemerdekaan Indonesia akan sangat
mudah dipatahkan, dan tidak akan menuai hasil seperti yang diharapkan.
Kala itu kongres Pemuda Kedua menghasilkan keputusan :
Pertama :Kala itu kongres Pemuda Kedua menghasilkan keputusan :
KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENGAKU BERTUMPAH DARAH YANG SATU, TANAH INDONESIA.
Kedua :
KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENGAKU BERBANGSA YANG SATU, BANGSA INDONESIA.
Ketiga :
KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENJUNJUNG BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA.
Kemerdekaan adalah nikmat asas (dasar) bagi bangsa Indonesia, tanpa kemerdekaan maka tidak akan ada bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tanpa ada NKRI maka tidak akan ada presiden dan wakil presiden Republik Indonesia, tidak akan ada Dasar Negara Pancasila, tidak akan ada lambang Negara Garuda Pancasila, tidak akan ada Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 45) tidak akan ada proses pendidikan untuk rakyat mulai SD hingga Perguruan Tinggi, tidak akan ada pembangunan infrastruktur rakyat, seperti rumah sakit, jalan, jembatan, pasar. Hingga mungkin kita tidak akan bisa beribadah dan bekerja dengan nyaman seperti sekarang ini. Semua itu jikalau tidak ada nikmat Kemerdekaan tahun 1945.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar